Monday, May 01, 2023

Caramu Utarakan Isi Hati


                    Ilustrasi: erabaru.net

Saat kumau pulang dan lewat di depanmu, kau bilang kalau ingin bicara empat mata. Alunan melodi romantis pun kudengar lirih.

"Aku bingung mau mulai dari mana," ujarmu. Hatiku bertanya, kenapa kok dirimu sampai bingung. Bukankah kita sudah sering bicara sebelumnya?

Akhirnya jemarimu menyentuh layar ponsel. Kau tuliskan sesuatu. Sementara aku terus bertanya dalam hati. Ada apa gerangan denganmu?

Tentu kau ingat, caramu untuk mengutarakan isi hatimu waktu itu. Ya… lewat tulisan yang kau ukirkan di layar ponsel. Setengah jam lebih. 

"Kok jadi gerah begini ya?" Tanyamu kemudian, setelah selesai mengorek informasi tentangku, sambil mengambil kertas dan mengipaskannya ke tubuhmu.

Waktu itu bukan bulan Februari, yang kata orang Februari adalah bulan kasih sayang. Bulan Mei, ingatku.

"Bagaimana kira-kira jawabanmu?" Tanyamu untuk ke sekian kalinya. Kumeminta waktu. Tak mudah untuk menjawabnya. Tak bisa gegabah.

Seminggu kemudian, kita sepakat tuk menjalin kasih layaknya orang dewasa. Di depan masjid di ibukota kabupaten. Entah kenapa aku memilih tempat itu. Aku hanya mengikuti kata hati.

Tak ada main-main bagi kita. Tak ada kamus cinta monyet. Usia kita sudah cukup meski pekerjaan belum mapan. Rezeki pasti mengikuti jika kita serius menyempurnakan diri dengan mengikat janji di hadapanNya.

Dan hari ini menginjak empat belas tahun kita bersama. Suka duka, pahit manis kehidupan kita jalani. Semoga mengabadi sampai surga. 
***



Branjang, 7 Februari 2022


Puisi telah tayang di https://www.kompasiana.com/komunitas92714/6200e910bb448665992af932/caramu-utarakan-isi-hati






2 comments:

  1. Replies
    1. Makasih, mbak Ari. Ini puisi pernah diunggah di akun KPB. 😅😅

      Delete