Monday, May 04, 2015

Pengutipan Sumber Tulisan dalam Karya Ilmiah/ PKP/ PTK


Ada hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan karya ilmiah yaitu menuliskan sumber kutipan baik kalimat yang dikutip itu lengkap amupun hanya inti sari dari sebuah kalimat sumber.
Pertama, apabila mengutip kalimat utuh dari sebuah buku teks maka kutipan itu dibuat menjorok dan rata dengan spasi 1. Kita perhatikan contoh dari pengutipan ini, yang saya ambil dari karya ilmiah saya pada tahun 2014.

Pertanyaan selengkapnya dalam buku Siswa kelas IV, adalah sebagai berikut :

Pertanyaan- pertanyaan : (1) Di manakah letak Trowulan ? Apa saja yang ada di sana ?, (2) Hal penting apa yang kamu temukan dalam teks tersebut?, (3) Apakah pembangunan situs Trowulan bisa dikerjakan oleh satu orang saja? Jelaskan alasanmu.!, (4) Bagaimana cara kamu menghargai peninggalan sejarah?, (5) Apa manfaat menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah? ( Kemendikbud, 2014: 62)

 (dalam Zahrotul Mujahidah. (2014). Peningkatan Pemahaman Nilai Peninggalan Sejarah Situs Gondang Melalui Pendekatan Karya Wisata Siswa Kelas IV SD MUhammadiyah Branjang Karangmojo Gunungkidul. Yogyakarta: UT Yogyakarta, hal.2.)

Tetapi bila sumbernya dari internet, maka penulisan kutipannya sebagai berikut.

Situs Gondang adalah situs bersejarah di sekitar desa Ngawis Karangmojo Gunungkidul. Menurut Joraazzashifa, dinyatakan sebagai berikut:

Situs ini terletak di dusun Gondang, Ngawis Karangmojo. Peninggalan yang ada di situs ini termasuk peninggalan masa Megalithikum ( masa batu besar). Peninggalannya berupa peti kubur batu. Situs ini jarang sekali dikunjungi oleh wisatawan. ( dalam https://joraazzashifa.wordpress.com/2013/05/17/peninggalan-peninggalan-bersejarah-di-sekitar-karangmojo/ , diakses tanggal 28 September 2014 )


Yang kedua, bila pengutipannya hanya inti sari dari sebuah kalimat atau pernyataan seorang penulis/ sumber yang diambil dari buku teks maka pengutipannya sebagai berikut.
            

Pada akhir sejarah, Sartono  Kartodirjo (1986: 108 ) menyatakan terdapat tujuan yang memberi makna kepada sejarah.

Dari sumber internet sebagai berikut,

Pengamat benda-benda purbakala, Aryo PS Djojohadikusumo ( dalam:  http://www.antaranews.com/berita/395911/pengamat-peninggalan-sejarah-merupakan-harga-diri-bangsa, diakses tanggal 14 September 2014, diakses tanggal 14 September 2014 ) menyatakan bahwa peninggalan sejarah bukan hanya menceritakan perjalanan bangsa melainkan juga menggambarkan jati diri dan harga diri sebuah bangsa.


No comments:

Post a Comment