Menurut Teori Kognitifisme yang dikemukakan J. Piaget, tahap perkembangan
anak meliputi:
1.
Usia 0-1,5-2 tahun Tahap Sensorimotorik
Karakter; pra simbolik dan
pra verbal; kecerdasan mencakup perkembangan pola tindak; mampu membedakan
dirinya dengan lingkungan; mampu membedakan ciri fisiknya; mulai tumbuhnya
konsep tetap mengenai suatu objek.
2.
2-7 atau 8 tahun Tahap Pra Operasional
Karakter; pikiran logis
parsial mulai tumbuh; konsep ketetapan suatu objek mengarahkan pada identitas
kualitas; proses pikiran bertolak dari isyarat perceptual dan anak belum sadar
akan pernyataan yang saling bertentangan; perkembangan bahasa dimulai dan
bertambah dengan cepat; bicara spontan didominasi oleh monolog.
3.
7-8 sampai 12 atau 14 tahun Tahap Operasi Konkret
Karakter; perilaku impulsif
mulai diganti dengan refleksi dasar dan anak mulai dapat membedakan perbedaan
pandangan orang lain; mulai bermain bersama termasuk kesepakatan aturan dan
kerjasama; cara berpikir logis terkait dengan objek.
4.
Lebih dari 14 tahun Tahap Operasi
Formal
Karakter; pikiran tentang
rencana hidup dan peran orang dewasa mulai tumbuh; kemampuan berpikir logis
dalam berbagai situasi mulai tumbuh; individu mampu bernalar dari situasi
hipotesis sampai konkret.
Karakter pendidkan
SD secara umum meliputi kemelekwacanaan/ literacy, kemampuan berkomunikasi,
kemampuan memecahkan masalah/ problem solving dan kemampuan bernalar/
reasoning. Sedangkan secara khusus meliputi usia di antara 6-12 tahun, guru,
kurikulum, pembelajaran serta sarana gedung dan peralatan pembelajaran.
Sementara untuk
menumbuhkan semangat belajar maka perlu adanya motivasi belajar yang bail,
diantaranya:
1.
Memberi nilai
2.
Hadiah
3.
Saingan/ kompetisi
4.
Ego envolvement
5.
Memberi ulangan
6.
Mengetahui hasil
7.
Pujian
8.
Hukuman
9.
Hasrat untuk belajar( motivasi intrinsik)
10.
Minat
11.
Tujuan yang diakui.
Motivasi belajar
dalam pembelajaran pun perlu diikuti dengan gaya belajar yang sesuai dengan
kemampuan siswa, misalnya: gaya belajar visual atau gambar, gaya belajar audio
atau suara dan gaya belajar manipulasi.
Kurikulum pun
menjadi hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Pengembangan kurikulum
berpegang pada prinsip: Relevansi, Efektifitas, Efisiensi, Fleksibilitas dan
Berkesinambungan.
Guru sebagai
pendidik selain perlu menyiapkan rencana pembelajaran, juga perlu membuat bahan
ajar baik berupa bahan ajar cetak, bahan ajar audio, audio visual dan
interaktif. Pembuatan atau penyusunan bahan ajar dengan tujuan sebagai berikut:
1.
Membantu siswa mempelajari sesuatu
2.
Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar
3.
Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
4.
Agar kegiatan pembelajaran lebih menarik.
dari berbagai sumber bacaan
No comments:
Post a Comment