Thursday, April 26, 2018

Sejarah Intelektual

catatan:
( Materi kuliah Sejarah Intelektual, 19 September dan 10 Oktober 2001, Pend. Sejarah UNY)

Sejarah intelektual berkaitan dengan kehidupan manusia, di mana manusia memiliki modal berupa
1.       Ayat- ayat Tuhan yang digelar di alam
2.       Ayat- ayat Tuhan yang tertulis
3.       Akal sehat
4.       Hati yang lurus
Ayat- ayat Tuhan yang digelar di alam merupakan kemudahan  manusia untuk hidup. Ayat- ayat yang tertulis ( kitab ) berfungsi untuk menjalani hidup di alam. Akal berguna untuk merekayasa alam, serta hati yang lurus berfungsi untuk mengendalikan hidup manusia.
Pemikiran manusia satu dengan yang lain tidaklah sama. Proses pemikiran manusia berlangsung secara bertahap, misalnya dalam kepercayaan semula terdapat mitos dinamisme dan animism. Mitos dinamisme dan animism dilatarbelakangi paham Pantheisme, yaitu mengargai, menghormati dan memuja alam.
Pada perkembangannya, mitos mulai menapaki tahap rasional yang emunculkan pemikiran modern yang berupa ideology ( instrument kehidupan jiwa manusia untuk survive ).
Ketika pemikiran anusia mulai berkembang, dari mitos menuju rasional, maka secara tidak langsung manusia berfilsafat.

Filsafat sebagai dasar pemikiran
Tahap- tahap pemikiran meliputi,
1.       Perkembangan masa Yunani- Romawi
2.       Pemikiran masa abad tengah dan penterjemahan
3.       Renaissance dan aufklarung
4.       Perkembangan dan pemahaman ideology modern, misalnya nasionalisme, komunisme, fasisme, sosialisme, dll.

Konsep Pemikiran pada Setiap Tahap Pemikiran
Perkembangan pemikiran seolah- olah berasal dari Barat karena terkait dengan perilaku yang berhubungan dengan rasio seseorang. Di belahan Timur, berkembang Konfusianisme; ideology kehidupan yang berperan dan berfungsi sesuai kedudukn/ jabatan, serta hak dan kewajiban. Ideology ini mengembangkan moral dan adat istiadat/ norma.
Perkembangan pemikiran masa Yunani- Romawi
Terdapat prinsip/ proses individualisasi sehingga demokrasi berkembang. Pada masa ini sudah menekankan pada rasinalisme meskipun masih ada itos- mitos.
Perkembangan Pemikiran masa Abad Tengah
Di belahan bumi Barat terdapat sisa rasionalisasi individu tetapi didominasi oleh gereja dengan dogma agama sehingga terjadi kemandegan dalam hal rasionalisme/ ilmu pengetahuan. Akibatnya pada masa ini sering diistilahkan Abad Gelap.
Sementara di belahan bumi Timur rasionalisme dan keilmuan berkembang secara optimal. Hal ini mulai dengan adanya masa penterjemahan, sekitar abad 8-9, yang berpusat di Baghdad ketika berada pada masa Dinasti Abbasiyah. Pada asa ini terjadi kerjasama antara sarjana- sarjana Barat dan sarjana- sarjan Timur untuk menterjemahkan karya- karya klasik masa Yunani- Romawi dan India yang dipadukan dengan ajran Alquran.
Pada masa Abad Tengah, di belahan bumi Timur IPTEK dan filsafat berkembang pesat. Hal ini menjadi protes terhadap kemandegan IPTEKdi belahan bumi Barat. Ilmu yang dikembangkan di Timur ditekankan pada ilmu kealaman tetapi terjadi kemunduranBaghdada karena diserang Mongol ( 1528 ),
Masa Rennaisanse
Renaissance / kembali lagi ke peradaba  Yunani- Romawi. Cirri dominan dari rennasisanse yaitu prinsip individu, rasionalis, individu dan kemerdekaan. Menurut Farances Bacon mengatakan “bapak angkat kealaman  di Barat, sedangkan sarjana muslim sebagai  bapak angkatnya.” Ciri dominan tersebut menjadi tonggak ilmu- ilmu yang kompleks.
Masa Aufklarung / Masa Pencerahan
Masa aufklatrung merupakan puncak perkembangan ilmu pengetahuan yang ditandai dengan kebebasan dan kemedekaan. Agama tidak lagi menjadi pedoman, sehingga terjadi proses awal sekulerisasi. Manusia benar- benar lepas dari agama. Kaidah moralitas dan agama benar- benar tidak diperhatikan. Bahkan Leipzig mengeluarkan statement “ God is dead” karena bila Tuhan atau agama ada maka bisa membatasi realitas keilmuan.

No comments:

Post a Comment