catatan:
( Materi kuliah Sejarah Intelektual, 19 September dan 10
Oktober 2001, Pend. Sejarah UNY)
Sejarah intelektual berkaitan dengan kehidupan manusia, di
mana manusia memiliki modal berupa
1.
Ayat- ayat Tuhan yang digelar di alam
2.
Ayat- ayat Tuhan yang tertulis
3.
Akal sehat
4.
Hati yang lurus
Ayat- ayat Tuhan yang digelar di alam merupakan
kemudahan manusia untuk hidup. Ayat-
ayat yang tertulis ( kitab ) berfungsi untuk menjalani hidup di alam. Akal
berguna untuk merekayasa alam, serta hati yang lurus berfungsi untuk
mengendalikan hidup manusia.
Pemikiran manusia satu dengan yang lain tidaklah sama.
Proses pemikiran manusia berlangsung secara bertahap, misalnya dalam
kepercayaan semula terdapat mitos dinamisme dan animism. Mitos dinamisme dan
animism dilatarbelakangi paham Pantheisme, yaitu mengargai, menghormati dan
memuja alam.
Pada perkembangannya, mitos mulai menapaki tahap rasional
yang emunculkan pemikiran modern yang berupa ideology ( instrument kehidupan
jiwa manusia untuk survive ).
Ketika pemikiran anusia mulai berkembang, dari mitos menuju
rasional, maka secara tidak langsung manusia berfilsafat.
Filsafat sebagai dasar pemikiran
Tahap- tahap pemikiran meliputi,
1.
Perkembangan masa Yunani- Romawi
2.
Pemikiran masa abad tengah dan penterjemahan
3.
Renaissance dan aufklarung
4.
Perkembangan dan pemahaman ideology modern,
misalnya nasionalisme, komunisme, fasisme, sosialisme, dll.
Konsep Pemikiran pada Setiap Tahap Pemikiran
Perkembangan pemikiran seolah- olah berasal dari Barat
karena terkait dengan perilaku yang berhubungan dengan rasio seseorang. Di
belahan Timur, berkembang Konfusianisme; ideology kehidupan yang berperan dan
berfungsi sesuai kedudukn/ jabatan, serta hak dan kewajiban. Ideology ini
mengembangkan moral dan adat istiadat/ norma.
Perkembangan pemikiran
masa Yunani- Romawi
Terdapat prinsip/ proses individualisasi sehingga demokrasi
berkembang. Pada masa ini sudah menekankan pada rasinalisme meskipun masih ada
itos- mitos.
Perkembangan Pemikiran
masa Abad Tengah
Di belahan bumi Barat terdapat sisa rasionalisasi individu
tetapi didominasi oleh gereja dengan dogma agama sehingga terjadi kemandegan
dalam hal rasionalisme/ ilmu pengetahuan. Akibatnya pada masa ini sering
diistilahkan Abad Gelap.
Sementara di belahan bumi Timur rasionalisme dan keilmuan
berkembang secara optimal. Hal ini mulai dengan adanya masa penterjemahan,
sekitar abad 8-9, yang berpusat di Baghdad ketika berada pada masa Dinasti
Abbasiyah. Pada asa ini terjadi kerjasama antara sarjana- sarjana Barat dan
sarjana- sarjan Timur untuk menterjemahkan karya- karya klasik masa Yunani-
Romawi dan India yang dipadukan dengan ajran Alquran.
Pada masa Abad Tengah, di belahan
bumi Timur IPTEK dan filsafat berkembang pesat. Hal ini menjadi protes terhadap
kemandegan IPTEKdi belahan bumi Barat. Ilmu yang dikembangkan di Timur
ditekankan pada ilmu kealaman tetapi terjadi kemunduranBaghdada karena diserang
Mongol ( 1528 ),
Masa Rennaisanse
Renaissance / kembali lagi ke
peradaba Yunani- Romawi. Cirri dominan
dari rennasisanse yaitu prinsip individu, rasionalis, individu dan kemerdekaan.
Menurut Farances Bacon mengatakan “bapak angkat kealaman di Barat, sedangkan sarjana muslim sebagai bapak angkatnya.” Ciri dominan tersebut
menjadi tonggak ilmu- ilmu yang kompleks.
Masa Aufklarung / Masa Pencerahan
Masa aufklatrung merupakan puncak perkembangan
ilmu pengetahuan yang ditandai dengan kebebasan dan kemedekaan. Agama tidak
lagi menjadi pedoman, sehingga terjadi proses awal sekulerisasi. Manusia benar-
benar lepas dari agama. Kaidah moralitas dan agama benar- benar tidak
diperhatikan. Bahkan Leipzig mengeluarkan statement “ God is dead” karena bila
Tuhan atau agama ada maka bisa membatasi realitas keilmuan.
No comments:
Post a Comment