Friday, January 25, 2019

Berangkat Sekolah Menyenangkan

Libur tinggal seminggu lagi. Saya yakin anak- anak sangat dimanjakan oleh situasi libur yang santai. Bahkan mungkin menyentuh buku dan sekadar membaca pun jarang dilakukan. 
Nah mengingat mereka akan segera masuk sekolah lagi maka kita sebagai orangtua harus mempersiapkan sejak sekarang. Mulai ingatkan bahwa libur tak lama lagi berakhir. 
Ajak anak- anak untuk menyiapkan sepatu mereka. Atau kalau belum dicuci maka kita ajak mereka mencuci sendiri sepatunya. Jadi libur panjang tak berakhir sia- sia. Bermain sih boleh tapi waktunya juga harus dimanfaatkan untuk hal- hal positif.
Kalau hal tersebut sudah kita lakukan maka langkah berikutnya kita bisa mencari tips agar situasi pagi sebelum berangkat sekolah tidak ribut. Bisa saja tips itu kita sarikan dari pengalaman kita sehari- hari. Kalau selama semester kemarin mungkin kurang kerjasama dengan suami maka mulai semester berikutnya semua harus terlibat dalam persiapan berangkat sekolah.
Mengapa harus kerjasama dengan suami? Sebuah keluarga yang sudah memiliki buah hati yang bersekolah pastilah mengalami rasa kemrungsung atau terburu-buru tiap pagi. Apalagi kalau bukan kemrungsung atau terburu-buru untuk persiapan sekolah sang anak.
Tak jarang orangtua, terutama ibu-ibu setiap pagi rajin berceloteh atau cerewet untuk memastikan semua bisa terlaksana demi kelancaran sekolah sang anak. Bahkan kalau si ibu-ibu itu berkarir di luar rumah, tentunya akan lebih kemrungsung
Ada seorang saudara yang tiap pagi repot karena dia kerja sebagai guru dan harus menyiapkan ubo rampe atau perlengkapan dan sarapan untuk ke sekolah anaknya. Dari mulutnya sampai keluar kata-kata pingin pensiun dini saking stressnya dengan rutinitas pagi yang bikin tergesa-gesa melakukan sesuatu.
Sebenarnya ada nggak tips agar setiap pagi tak bikin kemrungsung dan galau para ibu? Adakah tips bahagia agar si anak bahagia ketika berangkat ke sekolah?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar anak bahagia ketika berangkat ke sekolah. Pertama, dari faktor orangtua. Usahakan ibu dan ayah bangun pagi-pagi. Bila perlu sebelum azan Subuh sudah bangun. 
Banyak berdoa agar segala sesuatu bisa dilancarkan dan dimudahkan. Akan lebih baik apabila orangtua melakukan shalat tahajud dan membaca Alquran. Bagi keluarga non muslim bisa melakukan aktivitas sesuai karakter agamanya.
Selain itu orangtua harus berkomunikasi agar perasaan selalu terjaga dan bisa tenang. Bangun komitmen di antara ibu dan ayah untuk bersabar dan tidak menyakiti fisik dan mental buah hati. Butuh kerja sama antara keduanya. Apabila ibu kewalahan ketika memberikan nasehat kepada anak maka ayah harus membantu. Hal ini meminimalisir kecerewetan si ibu.
Kedua, dari faktor si anak. Anak diajak dan dididik untuk menyiapkan segala sesuatu yang harus dibawa ke sekolah baik buku pelajaran, seragam, tugas dan sebagainya. 
Setelah anak menyiapkan keperluan sekolah esok hari maka anak perlu diingatkan untuk beristirahat yang cukup. Tujuannya agar keesokan harinya si anak tidak mengantuk ketika belajar di sekolah. Perlu diberitahukan pada anak bahwa waktu beristirahat yang baik dalam semalam adalah delapan jam. 
Oleh karenanya si anak bisa menghitung atau mengira-ira sendiri harus tidur pukul berapa. Akan tetapi langkah ini masih perlu dibimbing orangtuanya.
Ketika si anak bangun tidur, segera ingatkan untuk berwudhu dan shalat Subuh. Setelah itu diajak untuk merapikan tempat tidur dan membuka jendela sambil distelkan lagu atau tilawah. Atau menyesuaikan dengan kegemaran anak. 
Usahakan tidak menyetelkan film kartun di pagi hari. Anak- akan terlalu asyik menonton televisi dan akan menyulitkan dalam menyiapkan diri untuk sekolah.
Tak heran kalau pagi hari distelkan televisi maka ketika disuruh mandi akan menjawab "sebentar, Bu...". Jadi lebih baik televisi tak menyala di pagi hari. Beri pengertian bahwa anak bisa menonton televisi sepulang sekolah sambil beristirahat.
Langkah berikutnya, setelah anak mandi, sarapan dan mengenakan seragam maka akan lebih baik bila orangtua mengantar anak sampai jalan atau mengantar langsung ke sekolah. 
Berikan pesan spesial untuk anak ketika akan masuk kelas. "Belajar yang sungguh-sungguh ya, nak. Jadi anak yang shalih. Nanti siang ibu jemput. Oke?" Tak lupa berikan lambaian tangan setelah sebelumnya bersalaman.
Apabila anak sudah melakukan positif dan sudah berusaha keras agar belajarnya tercapai maka orangtua perlu memberikan rewardReward yang diberikan bisa berupa pelukan, senyum manis, kata-kata sayang, kata-kata lembut atau hadiah.
Semoga tips ini bermanfaat. Orangtua bisa mengusahakan langkah-langkah atau tips ini setiap hari. Jangan hanya sesekali. Yang dibutuhkan anak adalah perhatian kedua orangtuanya. Perhatian orangtua di pagi hari akan membuat anak bahagia dan semangat belajar di sekolah.
---
Repost dariSini

No comments:

Post a Comment