Friday, January 04, 2019

Cerpen: Tak Pantas Untukmu

Tak Pantas Untukmu
Debur ombak memecah karang
Menghenyakkan pikirku
Akan dia
Ya dia yang sering mengisi ruang hati
Ruang rinduku

Rindu ini terlarang
Bukan hanya untukku
Tapi juga untuknya

Puisi sederhana ini ku pahatkan
Di pasir putih
Tepi pantai
Pernah ku tuliskan
Lalu menghilang
Bersama ombak yang menepi
Ku berharap
Rindu terlarang ini
Musnah juga bersama surutnya ombak


Aku masih terus memikirkan Jun. Dia yang memang selalu mengisi hari-hariku. Tapi perasaan itu harus ku halau jauh- jauh.

Aku tak mau jadi duri dalam rumah tangganya. Aku wanita. Aku pernah merasakan sakit hati juga ketika kekasihku meninggalkanku demi wanita lain.

"Dik, Daya. Kok chat-ku tak pernah kamu balas beberapa hari ini...", Chat Jun masuk ke nomor kontak WA-ku.

Ah... Aku terlanjur membuka pesan itu. Jemariku ingin mengetikkan sesuatu tapi aku kehilangan kata-kata.

Terbayang Jun yang ramah dan mempesona. Tapi aku wanita yang punya hati. Bagaimana pun rasa cinta dan terpesona akan sosok Jun tak boleh ku lanjutkan.

Biar hanya aku dan Allah yang tahu. Seperti kekaguman Zulaikha kepada Yusuf, pemuda tampan yang diabadikan dalam kitab suci. Tapi aku tak berharap cintaku berakhir seperti kisah Zulaikha dan Yusuf.

"Dik Daya. Kok cuma diread?", Chat-nya lagi.

Ku ingat kata-kata romantis yang sering dikirimkannya untukku. Jujur aku pun terbuai dan menikmati setiap rangkaian kata yang aku terima. Aku pikir, bila denganku saja romantis maka dengan isterinya pasti lebih romantis. Aku tahu dia tipe laki-laki yang begitu menghormati separuh jiwanya. Mungkin hanya kekhilafan yang sekarang dia perbuat.

Aku tak mau membuka peluang syaitan untuk menjerumuskan dia dan aku. Ayah dan ibuku akan terpukul bila aku lakukan hal bodoh. Aku lebih menginginkan kebahagiaan mereka. Mereka ridho akan hidupku maka Allah juga ridho padaku.

Ku tatap layar ponselku. Ku hela nafas panjang. Ku pejamkan mata sesaat. Ya...keputusanku sudah final.

"Maaf, mas Jun. Aku tak pantas untukmu...", Balasku pada chat-nya.

Segera ku non aktifkan HPku. Aku ingin menikmati hari bersama debur ombak yang membuih ketika beradu dengan karang dan menyentuh tepi pantai.
Wahai, kekasih…
Cinta itu anugerah
Tapi tak untuk kita
Jikalau Zulaikha pernah khilaf
Karena jutaan pesona Yusuf
Ku anggap aku adalah Zulaikha itu
Jikalau mereka berakhir bahagia
Aku tak berharap seperti itu
Karena dia lebih pantas membersamaimu
Aku…?
Aku tak pantas untukmu




--


#JunanisDayatishaq #jora5074 Cerita Ringan

No comments:

Post a Comment