Thursday, December 06, 2018

Perempuan dalam Islam dan Tradisi



Semenjak Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan menjadi nabi akhir zaman, perempuan benar-benar mendapat kedudukan yang luar biasa. Semula setiap anak perempuan yang dilahirkan seakan menjadi sebuah aib keluarga sehingga orangtua tak segan- segan mengubur hidup- hidup bayi perempuan yang terlahir dari rahim ibunya. Setelah Nabi Muhammad membawa risalah, perempuan menjadi makhluk yang mulia.
Kemuliaan perempuan ditunjukkan dengan ajaran Islam yang mewajibkan perempuan menutup auratnya kecuali pada muhrimnya. Akan tetapi tampaknya perempuan Islam sendiri masih belum banyak yang menyadari kemuliaannya sebagai perempuan. Perempuan masa kini malah lebih senang bila auratnya dinikmati oleh orang selain muhrimnya. Kemuliaan perempuan yang diajarkan Islam seolah hilang dan perempuan malah terjerembab ke dalam tradisi jahiliyah. Naudzubillahimindzalik.
Dalam Al Quran dijelaskan mengenai tipologi- tipologi perempuan yaitu perempuan yang mempertahankan kesucian dan kehormatannya dengan mengisi waktunya pada pengabdian kepada Allah dan bertanggungjawab terhadap amanah yang diembannya; perempuan pejuang meski ia hidup di bawah kekuasaan suami yang zalim; perempuan yang melanggar perintah Tuhan yang disampaikan lewat suaminya; perempuan yang melakukan makar bersama suaminya, yakni perempuan yang bekerjasama untuk menentang kebenaran dan menyebarkan fitnah. Ada juga perempuan  penggoda yang semua fikiran, tindakan dan perilakunya diarahkan untuk menjerumuskan orang lain; perempuan yang seiman dan taat pada suaminya.
Dilihat dari tipe perempuan tadi maka secara umum Al Quran menyebut dua tipologi perempuan, yakni perempuan ideal dan perempuan yang buruk. Hanya saja Al Quran lebih detail nama dan kebaikannya dalam menyebutkan perempuan ideal seperti paparan di atas. Sementara itu untuk perempuan buruk tidak disebutkan secara langsung. Hal ini merupakan isyarat agar para perempuan meneladani tokoh- tokoh yang ideal. Dengan meneladani tipe perempuan ideal menurut Islam maka InsyaAllah keselamatan dan kenyamanan dalam keseharian bisa dirasakan sendiri oleh perempuan tadi. Selain itu juga dirasakan manfaatnya bagi orang lain. Paling tidak angka kejahatan atau kriminal serta pelecehan seksual bisa diminimalisir.
Salah satu dari beberapa hal yang memicu pelecehan seksual adalah kesalahan pada korban sendiri akibat cara berpakaian. Cara berpakaian yang sopan akan membuat orang lain segan dan hormat kepada yang bersangkutan. Namun apabila sebaliknya si perempuan senang berpakaian minim maka akan mengundang nafsu lawan jenis.
Oleh karena itu maka sudah sepantasnya para perempuan lebih taat dalam beragama di tengah merebaknya aneka tontonan. Tontonan di dunia yang negatif jangan sampai digunakan untuk tuntunan dalam keseharian. Selain itu perempuan harus menghormati dirinya sendiri dengan melaksanakan ajaran agama dan norma yang berlaku di masyarakat. Ajaran agama dan norma ada bukan untuk menghalangi seseorang untuk mendapatkan hak azasinya tapi lebih mengarah pada menjaga kehormatan diri perempuan itu sendiri.
RA Kartini sendiri ketika memperjuangkan emansipasi untuk para perempuan tetaplah mengindahkan Islam dan norma yang berlaku di dunia timur. RA Kartini menginginkan perempuan Indonesia bisa maju seperti perempuan barat tetapi tak berarti semua hal dari barat ditiru. Bagi Kartini pendidikan baratlah yang utama harus dikejar perempuan Indonesia. Tujuannya agar bangsa barat lebih menghormati dan menghargai perempuan dan bangsanya yang maju dalam pendidikannya. Jadi perempuan yang ideal menurut Kartini tidaklah bertentangan dengan ajaran Islam. Ajaran Islam mengajarkan umatnya untuk menuntut ilmu dari lahir sampai ajal menjemputnya. Derajat perempuan yang tinggi itulah yang diperjuangkan Kartini. Meski seperti yang sudah saya tuliskan di depan di dunia Arab perjuangan untuk meningkatkan derajat perempuan sudah ada ketika Nabi Muhammad memperoleh wahyu dan menyebarkan Islam secara damai. Jauh berabad sebelum Kartini lahir dan mendobrak tradisi Jawa yang kolot.
Perempuan Indonesia zaman now sudah saatnya memikirkan lagi untuk ke agama, dan norma yang berlaku. Ingat juga perjuangan Kartini, pahlawan perempuan lokal, yang kecerdasannya diakui oleh dunia. Mari menjadi perempuan bermartabat di mata agama dan sesama manusia di penjuru dunia ini

-----------
Repost dari tulisan saya di Plukme @Cerita Ringan #story




No comments:

Post a Comment