Gusnadi Wiyoga – Prestasi di Tengah Keterbatasan
Gusnadi
Wiyoga berumur 15 tahun. Ia berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di
Dusun Waringin, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Ayahnya adalah seorang tukang
sol sepatu dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Kondisi perekonomian
orang tua Gusnadi yang kekurangan tidak membuatnya patah semangat untuk
berprestasi.
Yoga panggilan akrabnya, berhasil meraih medali perak Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2011 di Manado. Hasil ini mengantarkan Yoga mewakili
Indonesia di International Competitions and Assessment for Schools (ICAS) wilayah Asia
Pasifik tahun 2011. Pada kompetisi ini Yoga mendapatkan medali perak.
Kesederhanaan tidak menjadi hambatan baginya untuk berprestasi. Sejak kecil,
Yoga terbiasa belajar mandiri, tanpa mengikuti bimbingan belajar ataupun
kursus. Setiap malam, ia tekun mengulang pelajaran yang diterimanya di sekolah.
Bagaimana memulai semuanya? Semua itu berawal ketika ia duduk di kelas VI SD.
Saat itu, ia dikirim ke Hong Kong (2007) untuk mengikuti lomba Matematika
mewakili Indonesia. Dalam perlombaan itu, ia tidak menang. Namun, hal ini
menjadi pemicu bagi Yoga untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Dengan
prestasinya, Yoga berhasil membuktikan bahwa semangat dan kerja keras bisa mengalahkan
keterbatasan. Selalu ada jalan bagi mereka yang mau berusaha.
Berdasarkan
teks di atas jawablah pertanyaan berikut.
1. Apa prestasi yang diraih Gusnadi Wiyoga?
2. Apa usaha yang Yoga lakukan untuk meraih prestasi itu?
3. Sikap-sikap baik apa yang dimiliki oleh Yoga? Jelaskan jawabanmu!
4. Apakah sikap Yoga tersebut mencerminkan sila kelima Pancasila? Jelaskan
jawabanmu!
1. Apa prestasi yang diraih Gusnadi Wiyoga?
2. Apa usaha yang Yoga lakukan untuk meraih prestasi itu?
3. Sikap-sikap baik apa yang dimiliki oleh Yoga? Jelaskan jawabanmu!
4. Apakah sikap Yoga tersebut mencerminkan sila kelima Pancasila? Jelaskan
jawabanmu!
---
Cara Membuat Lup (Kaca Pembesar) Sederhana
1. Kantong plastik bening atau botol bening dengan permukaan rata
2. Air
3. Kertas dengan tulisan-tulisan yang kecil
Langkah
kerja:
1. Isi kantong plastik dengan air.
2. Ikat kantong plastik.
3. Letakkan kertas di bawah kantong plastik.
4. Bandingkan tulisan asli dengan tulisan yang terlihat dari plastik.
5. Ulangi dengan kantong plastik berukuran seperlima kali lebih besar atau lebih kecil.
6. Bandingkan hasilnya.
1. Isi kantong plastik dengan air.
2. Ikat kantong plastik.
3. Letakkan kertas di bawah kantong plastik.
4. Bandingkan tulisan asli dengan tulisan yang terlihat dari plastik.
5. Ulangi dengan kantong plastik berukuran seperlima kali lebih besar atau lebih kecil.
6. Bandingkan hasilnya.
---
Kapitan
Pattimura
Kapitan
Pattimura adalah pahlawan dari Maluku. Beliau lahir pada tanggal 8 Juni 1783
dan meninggal pada tanggal 16 Desember 1817.
Pattimura bangkit
memimpin rakyat Maluku melawan kekejaman Belanda. Pihak Belanda menguasai
perdagangan rempah-rempah di seluruh Kepulauan Maluku. Rakyat diharuskan menjual hasil pertaniannya dengan sangat murah dan bahkan harus menyerahkan beberapa bahan pangan kepada Belanda.
perdagangan rempah-rempah di seluruh Kepulauan Maluku. Rakyat diharuskan menjual hasil pertaniannya dengan sangat murah dan bahkan harus menyerahkan beberapa bahan pangan kepada Belanda.
Pada
tahun 1817, perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Pattimura berhasil
merebut Benteng Duurstede di Saparua. Perlawanan Pattimura meluas ke Ambon, Seram, dan
tempat-tempat lainnya.
Setelah
berulang kali kalah melawan pasukan Pattimura, Belanda akhirnya meminta bantuan
pasukan dari Jakarta. Keadaan menjadi berbalik, Belanda makin kuat dan rakyat
Maluku terdesak. Akhirnya, Pattimura
tertangkap Belanda. Pada tanggal 16 Desember 1817, Pattimura menjalani hukuman mati di tiang gantungan.
tertangkap Belanda. Pada tanggal 16 Desember 1817, Pattimura menjalani hukuman mati di tiang gantungan.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Hal-hal positif apa
yang bias dicontoh dari Pattimura?
2. Apa dampak dari
perjuangan yang dilakukan Pattimura?
3. Apa alasan dari
perjuangan Pattimura?
4. Bagaimana perjuangan
yang dilakukan oleh Pattimura?
5. Apakah sikap Kapitan
Pattimura mencerminkan kerja keras? Jelaskan
jawabanmu!
jawabanmu!
6. Apakah sikap Kapitan
Pattimura menginginkan keadilan? Jelaskan jawabanmu!
7. Apakah sikap Kapitan
Pattimura menginginkan kedaulatan wilayahnya diakui?
Jelaskan jawabanmu?
Jelaskan jawabanmu?
8. Apakah sikap Kapitan
Pattimura mencerminkan nilai-nilai sila kelima Pancasila?
KI
HAJAR DEWANTARA
Nama
asli Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Beliau lahir di
Yogyakarta pada
tanggal 2 Mei 1889. Raden Mas Suwardi Suryaningrat menamatkan pendidikan dasar di Yogyakarta dan sempat melanjutkan pendidikannya di Stovia. Stovia adalah sekolah kedokteran di Jakarta yang didirikan khusus untuk orang Indonesia. Kemampuannya berbahasa Belanda digunakannya untuk menuliskan kritikan-kritikan terhadap pemerintah Belanda. Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa, yaitu sekolah nasional pertama bagi rakyat Indonesia.
tanggal 2 Mei 1889. Raden Mas Suwardi Suryaningrat menamatkan pendidikan dasar di Yogyakarta dan sempat melanjutkan pendidikannya di Stovia. Stovia adalah sekolah kedokteran di Jakarta yang didirikan khusus untuk orang Indonesia. Kemampuannya berbahasa Belanda digunakannya untuk menuliskan kritikan-kritikan terhadap pemerintah Belanda. Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa, yaitu sekolah nasional pertama bagi rakyat Indonesia.
Taman
Siswa merupakan bentuk nyata perjuangan melawan penjajah karena beliau yakin
bahwa pendidikan akan membantu mencapai tujuan yaitu kemerdekaan bangsa. Jasa
Ki Hajar Dewantara sangatlah besar dalam dunia pendidikan. Beliau mendapat
gelar ‘Bapak Pendidikan Nasional’ dan tanggal lahirnya, 2 Mei, diperingati
sebagai Hari Pendidikan Nasional.
1. Apa jasa Ki Hajar
Dewantara bagi bangsa Indonesia?
2. Mengapa Ki Hajar Dewantara
dikenal sebagai Bapak Pendidikan?
3. Sikap apa yang bisa
kita contoh dari Ki Hajar Dewantara?
4. Dapatkah kamu
bayangkan, apa yang akan terjadi dengan Indonesia jika tidak ada Ki Hajar
Dewantara?
Dewantara?
No comments:
Post a Comment