Malam semakin larut. Badanku terasa lelah. Seharian nginem. Ngelakuin pekerjaan laksana Inem Pelayan Seksi. Nyuci baju, gelas-piring, menyapu, mengepel. Pekerjaan emak-emak. Mata tak kuasa menahan kantuk berat. Rasanya ingin segera pergi ke pulau kapuk. Bermimpi di negeri kapuk yang bikin lelah berkurang.
"Bune, aku diurut dulu ya. Badanku pegal-pegal ini", kata suamiku.
Dengan menahan kantuk yang luar biasa aku menjawab, "Kayaknya baru kemarin aku ngeroki. Sekarang kok sudah minta diurut...".
Mendengar jawabanku, suamiku berkata, " Lha ya aku minta tolongnya ya sama kamu. Kalau minta tolong perempuan lain jadi masalah...", jawab suamiku.
"Ya iyalah, pakne", jawabku singkat.
"Lha wong dimintai tolong gitu aja nggak mau, ya aku cari yang mau..."
"Mau apa, pakne?"
"Mau mijitin badanku"
"Oh... kirain mau nyari cewek", sungutku.
"Kalau boleh sih nggak apa-apa, bune. Kerjaan bune jadi berkurang kan?"
"Halah, pakne. Pakne pingin poligami?", tanyaku dengan nada agak tinggi. "Punya istri satu aja sudah pusing kalau pertengahan bulan. Apalagi banyak istri. Tambah tua dan pusing nanti, pakne..."
Suamiku tersenyum kecut mendengar ucapanku. Dia mungkin ingat kalau utang masih numpuk di mana-mana. Makan dan lauk pun seadanya.
"Iya... Iya. Punya kamu saja rumah sudah meriah kok, bune. Sekarang pijitin aku sebentar ya, bune yang cantik".
Akhirnya kulawan rasa kantukku. Mijitin suami biar nggak aneh-aneh. Hahaha.
---
Repost dari Sini
No comments:
Post a Comment