Guru non PNS saat ini masih harap-harap cemas dengan nasibnya. Ketika seleksi CPNS 2018 kemarin banyak yang tak bisa berpartisipasi karena usia yang sudah melebihi 35 tahun. Saat ini ada wacana ASN dengan jalur PPPK pun mereka masih galau juga.Saya juga belum tahu apakah saya akan mengikuti seleksi PPPK ini. Juknis dan formasi PPPK belum keluar.
Di tengah-tengah kegalauan menanti juknis dan formasi PPPK, saya mencoba untuk mengingat kembali perjalanan dan perjuangan saya sebagai tenaga pendidikan di Indonesia ini.
Saya adalah seorang guru swasta di sebuah kampung di kawasan Gunungkidul. Menjadi guru swasta sudah saya jalani sejak tahun 2005. Sampai saat ini pun, 13 tahun 6 bulan, saya masih menjadi guru swasta.
Tahun 2005 merupakan tahun di mana di berbagai daerah terdapat pendataan guru non PNS secara besar-besaran, bahkan mereka diangkat menjadi CPNS dari jalur pemberkasan.
Saya hanya bisa melihat dan tersenyum kecut di saat mereka mengikuti pemberkasan dan lolos jadi CPNS meski ijazah tidak linier bahkan masih berijazah SMA atau sederajat. Banyak ucapan bernada protes dari sesama teman non PNS yang tidak tersaring dalam data base Guru yang bisa ikut pemberkasan CPNS. Rasanya sedih dan diperlakukan tidak adil. Apalagi waktu itu guru tidak tetap yang mengajar di SD swasta hanya dipandang sebelah mata.
Sekitar tahun 2006an saudara kembarku juga ikut tersaring dalam pemberkasan CPNS. Haduh...Saya jadi nangis bombay jadinya. Tapi ya itu tadi, saya harus bersemangat dan terus melihat orang
yang bernasib lebih memprihatinkan daripada saya.
yang bernasib lebih memprihatinkan daripada saya.
Saya tak menyerah dengan keadaan. Pada saat awal mengajar, saya digaji dengan sumber BOS. Besarannya tak sampai 100 ribu. Kemudian setelah dua tahun barulah saya mendapatkan Tunjangan Fungsional sejak tahun 2007 sampai 2013. Saya sangat mensyukuri itu. Saya melihat teman-teman masih jarang yang mendapatkan Tunjangan Fungsional itu. Bahkan sekarang tambah sulit untuk mendapatkannya.
Setelah menikmati Tunjangan Fungsional sampai 2013 akhirnya nikmat demi nikmat terus saya peroleh. Agustus 2013 saya mendapatkan panggilan untuk ikut program sertifikasi lewat jalur PLPG. Alhamdulillaah sekali. Di tahun itu pula saya lulus, tanpa mengulang materi tes maupun peer teaching-nya.
Sungguh nikmat dari Allah tak terkira. Tahun 2014 saya mulai mendapatkan hak dana sertifikasi sebesar 1,5 juta rupiah perbulan. Mungkin bagi orang lain itu bernilai kecil tapi tidak buat saya. Menikmati 1,5 juta perbulan sudah saya syukuri. Bukan bermaksud riya' atau sombong, setiap menerima sertifikasi saya menyisihkan sedikit rezeki untuk teman kerja yang masih non PNS. Tak begitu banyak sih. Niatnya ingin membersihkan dan menyucikan rezeki. Saya memperoleh rezeki itu pasti tak lepas dari bantuan mereka. Dengan berbagi atau sodaqoh pastilah nilainya tak pernah habis. Saya ingin rezeki yang penuh barakah. Tunjangan sertifikasi 1,5 juta perbulan itu saya peroleh sampai tahun 2017.
Kemudian tahun 2017 saya mendapat panggilan untuk pemberkasan penyetaraan Guru Bukan PNS (GBPNS) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional. Saya kirimkan sekitar awal bulan April. Saya menanti dengan cemas akan jalannya pemberkasan Penyetaraan GBPNS. Perkembangan berkas Penyetaraan bisa dipantau lewat Info GTK. Saya mendapat kabar dari teman sesama GTY, dia harus membenahi berkasnya. Akan tetapi dari bulan ke bulan saya mengecek Info GTK tapi tak ada informasi apapun. Saya bingung sekali. Apalagi teman saya sudah mendapat kiriman SK Penyetaraan. SK dikirim langsung ke sekolah. Pada awal Desember 2017 saya mau mengirimkan ulang berkas saya. Saya sudah bersiap-siap ke kantor pos. Akan tetapi rezeki luar biasa saya dapatkan di akhir tahun 2017. SK Penyetaraan GBPNS sudah terbit. Alhamdulillaah.
Terhitung mulai tahun 2018 saya memperoleh hak gaji seperti PNS Golongan IIIa masa kerja 12 tahun. Nilai nominalnya ya alhamdulillaah lebih dari cukup.
Ah... Saya cukup bersyukur dengan capaian ini. Tak perlu melihat orang lain yang sudah menjadi CPNS dan sertifikasi. Saya selalu melihat teman yang masih belum seberuntung saya.
Yang jelas, dalam berusaha harus sabar, tekun, banyak berdoa dan beribadah. Pasti Allah akan memberikan kemudahan dan kelancaran untuk kita. Semoga kedepannya pemerintah lebih memperhatikan guru non PNS baik yang mengajar di sekolah negeri maupun swasta.
---
Repost dari Sini
No comments:
Post a Comment