Beberapa saat yang lalu ada guru dari sebuah sekolah yang bertanya kepada saya, materi pelajaran kelas saya sampai mana. Saya ceritakan yang sebenarnya kepada guru tersebut bahwa materi kelas saya agak terlambat dari ketentuan.
Dalam Kurikulum 2013 secara standar harusnya diselesaikan dalam waktu 6 kali 3 minggu. Mengapa? Dalam satu tema terdiri dari 3 subtema dan tiap subtema terdiri dari 6 pembelajaran di mana satu pembelajaran diselesaikan dalam waktu sehari. Namun kenyataan karena siswa memiliki kemampuan kognitif yang berbeda maka saya sedikit pelan memberikan pelajaran. Prinsip saya guru itu mediator, mentransfer ilmu sesuai dengan kemampuan siswa. Meski dalam hati saya juga was- was, khawatir kalau materi pelajaran tidak selesai sesuai waktunya.
Lalu mengapa guru tersebut bertanya kepada saya tentang capaian materi pelajaran di kelas saya di sekolah kami? Usut punya usut guru yang mengajar di kelas yang sama ternyata ngebut mengajarnya. Siswa diberikan PR yang cukup banyak. Dalam satu hari diberi PR beberapa materi pembelajaran karena dalam pikiran guru tersebut materi harus segera diselesaikan. Alhasil para orangtua dan wali protes kepada pihak sekolah, dalam hal ini guru yang mengajar kelas tersebut. Ketika di rumah siswa ndhingkleng mengerjakan PR dari materi beberapa pembelajaran yang harusnya diselesaikan dalam beberapa hari.
Kembali ke masalah pembelajaran yang dilakukan dengan cepat maka menghasilkan siswa yang bingung dalam memahami materi pelajaran. Dijelaskan dengan pelan, dengan berbagai metode pembelajaran saja para siswa sulit memahami materi, apalagi dengan cara cepat?
Guru yang baik bukanlah guru yang cepat menyelesaikan materi pelajaran. Percuma kalau materi selesai dengan cepat sementara siswa gagal paham terhadap materi pelajaran. Guru yang seperti itu tidak memperhatikan kemajemukan kemampuan siswa.
Dalam menyampaikan materi pelajaran memang guru dikejar-kejar oleh waktu. Materi dalam Program Tahunan, Program Semester, RPP harus tercapai semua. Namun guru yang baik harus mengutamakan pemahaman para siswa. Mengajar pelan tapi pasti. Guru perlu mengapresiasi setiap usaha siswa misalnya dengan memberikan pujian bagi murid yang tepat waktu, rajin mengerjakan tugas, atau bersikap baik selama di sekolah.
Toh mengajar tak sekadar transfer ilmu pengetahuan saja. Guru harus menjadi sosok yang bisa mentransfer nilai spiritual, sosial serta keterampilan seperti yang harus dicantumkan dalam rapor Kurikulum 2013.
Perhatikan juga metode dan pendekatan yang tepat untuk sebuah materi. Dengan metode dan pendekatan yang tepat maka siswa akan mudah memahami materi pelajaran. Otomatis pembelajaran akan lebih lancar.
Dalam urusan pemberian PR pun saya usahakan tidak terlalu sering saya berikan. Hanya saja saya tekankan kepada siswa agar selalu belajar di rumah. Itupun saya komunikasikan kepada para orangtua atau wali untuk memantau belajar.
Bagaimanapun pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, namun juga orangtua dan masyarakat. Meski materi pelajaran sulit alangkah baiknya orangtua tetap ikut andil memantau belajar putra-putrinya.
No comments:
Post a Comment