Sumber Belajar Siswa
Salah satu laboratorium raksasa bagi para siswa
Sekolah dan lingkungan sebagai sumber belajar
Seorang siswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing ketika menerima materi pelajaran di kelas. Bloom mengemukakan bahwa sebenarnya tidak ada siswa yang pintar dan siswa yang bodoh, tetapi yang ada adalah siswa yang cepat dan lambat.
Siswa tersebut harus dididik untuk mandiri sesuai kemampuan masing- masing. Hal ini dikarenakan setiap individu memiliki keunikan sendiri- sendiri. Malcolcm Knowles mengemukakan pada prinsipnya belajar adalah belajar mandiri yaitu atas inisiatif individu dalam belajar. Hal ini didukung Bruce Miller yang berpendapat bahwa cara belajar yang sepenuhnya atau sebagian besar di bawah kendali murid- murid itu sendiri. Siswa diharuskan independen artinya tidak tergantung pada guru.
Untuk mewujudkan kemandirian siswa maka sekolah bersama guru harus bisa menciptakan lingkungan yang memudahkan murid- murid untuk belajar mandiri dan memanfaatkan sumber belajar yang ada. Namun bila ada keterbatasan sumber belajar maka sekolah harus melengkapi sumber belajar tersebut.
Melengkapi sekolah dengan sumber belajar dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Tak terlalu sulit. Kesemuanya didapatkan pada lingkungan sekitar. Contohnya mengumpulkan jenis tumbuhan, daun, bunga (membuat herbarium); mengumpulkan jenis binatang kemudian dikeringkan (insektarium; mengumpulkan biji- bijian; mengumpulkan batu- batuan; mengumpulkan barang –barang bekas; mengumpulkan uang logam yang tidak terpakai atau guru dan siswa membuat globe dan alat peraga gerhana dan sebagainya.
Selain melengkapi sumber belajar maka sekolah juga bisa mengembangkan program kebun, kolam dan peternakan sekolah.
Lingkungan, Laboratorium raksasa bagi siswa
Mengumpulkan jenis batuan dari lingkungan Sekitar sekolah.
Lingkungan, baik lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya merupakan laboratorium raksasa bagi para siswa. Dari laboratorium raksasa ini para siswa dapat melihat benda- benda secara langsung yang berkaitan dengan materi pelajaran. Selain itu para peserta didik dapat membuktikan dan menerapkan teori dan konsep yang pernah didapat di sekolah serta menanamkan sikap untuk menyayangi lingkungan sekitar.
Pembelajaran dengan sumber belajar bisa dilaksanakan dengan memanfaatkan LKM ---Lembar Kerja Mandiri--- dengan tujuan mengembangkan keterampilan atau konsep, menempatkan semua lembar kerja serta mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan.
Adapun contoh pembelajaran dengan menggunakan LKM antara lain siswa melakukan praktikum tentang pengaruh sinar matahari terhadap tumbuhan, berbagai potongan bambu dan berbagai tanda rambu lalu lintas, laporan pengamatan dan sebagainya.
Pedoman lingkungan sebagai sumber belajar
Sebelum memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar siswa maka guru atau pendidik harus mengidentifikasi lingkungan sebagai sumber belajar. Dalam hal ini sumber belajar akan lebih naik apabila mudah dijangkau, tidak memerlukan biaya yang tinggi, tempatnya aman serta berkaitan dengan materi mata pelajaran.
Guru perlu memanfaatkan sumber tersebut untuk kepentingan belajar para siswa dalam artian lebih memperjelas pemahaman siswa akan sebuah materi pelajaran. Hal ini harus memperhatikan topik pelajaran, perlengkapan dan peralatan, jadwal, kelompok belajar, tutor, sumber belajar serta metode pembelajaran.
Belajar di Situs Sokoliman, untuk pembelajaran sejarah bangsa.
Selain itu, masyarakat sebagai sumber pembelajaran. Memanfaatkan masyarakat sebagai sumber dilakukan apabila materi atau informasi yang dapat diperoleh dari narasumber tidak dikuasai oleh guru dan sumber di sekolah tidak ada. Selain itu narasumber tersebut harus tepat dan dihindarkan dari hal- hal yang bersifat politik.
Pada materi kelas atas di SD, sudah diperkenalkan bagaimana memanfaatkan seseorang sebagai narasumber pada sebuah kegiatan wawancara. Para siswa berlatih untuk berani dan terampil melakukan wawancara.
Belajar tak melulu dalam kelas. Pembelajaran di luar kelas akan membuat lebih variatif dan tidak membuat jenuh para siswa. Bukankah pembelajaran harus menyenangkan?
No comments:
Post a Comment