Ayam Jago dan Kucing Manis
Ilustrasi: rahasiamelatihayambangkok.blogspot.com
Di sebuah kandang yang luas, tampak Ayam Jago yang sedang menikmati makanan. Dia begitu asyik. Sementara ayam lainnya juga menikmati makan di pojokan kandang yang lebih teduh.
Ayam- ayam itu hidup rukun. Tak mengganggu satu sama lain. Malah sering saling membantu dan saling memberi makanan. Entah biji- bijian, cacing dan sebagainya. Sungguh menyenangkan sekali.
Keadaan ayam- ayam yang rukun membuat Kucing Manis sangat iri. Sesama kucing terkadang berebut makanan, jarang saling memberi. Kucing Manis ingin bersahabat dengan ayam di kandang itu.
Kucing Manis lalu mendekati ayam jago yang telah selesai makan. Ayam jago berkokok keras dan mengepakkan sayapnya lalu berjalan ke arah ayam lainnya.
“Jago… tunggu!” sapa Kucing Manis pada Ayam Jago.
Ayam Jago menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke arah suara Kucing Manis lalu tersenyum. Ayam Jago memang terkenal ramah dan baik hati. Banyak teman yang menyukainya.
“Ada apa, Cing?”
Kucing Manis senang sekali. Ayam Jago menunggunya.
“Kamu mau ke mana, Jago? Bolehkah aku ikut bermain denganmu?”
“Tentu boleh! Hayuk!”
Ayam jago dan kucing bermain bersama. Mereka mengobrolkan pengalaman masing- masing. Setelah lelah dan lapar, mereka istirahat dan makan bersama. Ayam jago memberikan sedikit makanan, terutama cacing untuk kucing manis, sahabat barunya. Hampir setiap hari mereka melakukan hal itu. Meski berbeda fisik tetapi ayam jago dan kucing tetap berteman.
Sampai suatu hari kucing manis menyampaikan sesuatu.
“Jago, maukah kamu bermain ke rumahku? Ibuku mau bertemu denganmu. Aku sering bercerita tentangmu dan kebaikanmu…”
“Ah...kamu berlebihan, Cing. Tapi boleh kok! Kapan kamu mengajakku ke rumahmu? Aku juga ingin bertemu ibumu. Pasti ibumu baiiiiik sekali…”
Kucing manis tersenyum.
“Besok saja ya, Jago!”
**
Keesokan harinya Ayam Jago menunggu Kucing Manis yang akan mengajaknya bermain ke rumahnya. Lama Kucing Manis tak kunjung tiba. Ayam Jago mengira Kucing Manis lupa.
Setelah lama menunggu, akhirnya terlihat juga si Kucing Manis. Ayam Jago tersenyum senang.
“Kukira kita nggak jadi main ke rumahmu, Cing…”
“Hahaha… jadilah! Ayuk…!”
Mereka berdua menuju ke rumah Kucing Manis. Sesekali mereka berkejaran. Namun Ayam Jago melihat ada wajah muram di wajah Kucing Manis.
“Ada apa denganmu, Cing? Kok kamu beda sekali…”
Kucing tersenyum. Dia terlihat bimbang dan ada sesuatu yang dipikirkannya. Wajahnya datar.
“Emmmm… Jago. Boleh aku mengatakan sesuatu padamu?” tanya Kucing Manis dengan ragu.
“Iya. Katakan saja, Cing!”
Kucing menceritakan hal yang sangat mengejutkan Ayam Jago.
“Ibu sering mengeluh bahwa makanan kami sangat kurang dan tidak enak…”
“Kalau begitu, ayo kita bawakan makanan enak untuk ibumu! Aku punya persediaan kok. Ayo kita ambil…!” seru Ayam Jago.
Kucing Manis mencegah Ayam Jago.
“Emmm… Jago, kamu kan sahabat baikku. Pasti kamu mau kan memberikan hatimu untuk makan ibuku…”
Ayam Jago menghentikan langkahnya. Dia tak mengira kalau temannya akan tega memberikan hatinya sebagai santapan ibunya.
Ayam Jago mengeluarkan ide.
“Kenapa kamu nggak bilang dari tadi, Cing. Di rumah ada banyak kok hatiku. Yuk kita ambil…”
Kucing Manis menuruti perkataan Ayam Jago. Demi menuruti keinginan ibunya.
**
Sampai di kandang, Ayam Jago menyapa dan menyuruh teman- temannya masuk rumah masing- masing.
“Hai, teman! Masuklah ke rumah. Jangan di luar. Panas sekali hawanya…”
Ayam- ayam itu menuruti perkataan Ayam Jago. Sementara dia dan Kucing Manis menuju rumahnya. Tak berapa lama, sampailah mereka di depan rumah Ayam Jago.
“ Kamu tunggu di sini ya, Cing! Rumahku sempit. Kamu nggak bisa masuk ke rumahku. Biar aku ambilkan hatiku di dalam…”
“Oke, Jago. Kutunggu kamu di sini!” jawab Kucing Manis dengan riang.
Namun berjam- jam menunggu, Ayam Jago tak keluar rumah juga.
“Jago, kok lama sekali. Keluarlah! Ibu pasti sudah menunggu…!”
Ayam Jago tak keluar rumah.
“Kamu pergi saja, Cing! Aku nggak ikut ke rumahmu. Kamu jangan ke sini lagi untuk meminta makan padaku…”
Kucing Manis terkejut dan sedih. Ternyata Ayam Jago marah. Kucing Manis menyadari kesalahannya dan sangat menyesal.
“Aku memaafkanmu, Cing! Namun aku sedih, kamu tak bersyukur ketika aku membantumu…”
Sejak saat itu Kucing Manis selalu melihat rumah- rumah ayam di kandang selalu tertutup.
*)pesan cerita: jangan merusak persahabatan dengan kepentingannya sendiri karena bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Akhirnya bisa rusak persahabatan jika itu dilakukan.
No comments:
Post a Comment