Bismillah...
*JANGAN BERBUAT ZHOLIM*
Perbuatan dzolim adalah tercela dan dilarang dalam islam.
Alloh berfirman,
أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
“Ingatlah, laknat Alloh (ditimpakan) atas orang-orang yang zholim” (QS. Hud: 18).
Dalam hadits qudsi disebutkan,
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
Wahai hambaKu... Aku haramkan kezholiman atas diri-Ku. Dan kujadikan ia larangan bagimu, maka janganlah saling menzholimi. (HR. Muslim 2577).
Secara bahasa makna zholim adalah
وضعُ الشيء في غير موضعه
Meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. (Ash Shihah fil Lughah, 1/438)
Adapun secara istilah zholim artinya melakukan sesuatu yang keluar dari koridor kebenaran, baik karena kurang atau melebihi batas. Al Asfahani mengatakan,
هو وضع الشيء في غير موضعه المختص به؛ إمَّا بنقصان أو بزيادة؛ وإما بعدول عن وقته أو مكانه
“Zholim adalah meletakkan sesuatu bukan pada posisinya yang semestinya. Baik karena kurang maupun karena adanya tambahan. Baik karena tidak sesuai dari segi waktunya ataupun dari segi tempatnya.” (Mufradat Allafzhil Qur’an Al Asfahani 537, dinukil dari Mausu’ah Akhlaq Durarus Saniyyah).
Zholim juga diartikan sebagai perbuatan menggunakan milik orang lain tanpa hak. Imam Al Jurjani mengatakan,
هو عبارة عن التعدِّي عن الحق إلى الباطل وهو الجور. وقيل: هو التصرُّف في ملك الغير، ومجاوزة الحد
“Zholim artinya melewati koridor kebenaran hingga masuk pada kebatilan, dan ia adalah maksiat. Disebut oleh sebagian ahli bahasa bahwa zholim adalah menggunakan milik orang lain, dan melebihi batas” (At Ta’rifat, 186, dinukil dari Mausu’ah Akhlaq)
*Klasifikasi Zholim*
Jika dilihat dari jenisnya, maka sifat zholim dapat dibagi dalam 3 macam;
*1. Kezhaliman Yang Tidak Akan Diampuni Oleh Alloh*
Yaitu kezhaliman yang bernama syirik.
Alloh berfirman,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” [QS. Luqman 13]
Jika pelaku syirik tidak bertaubat sampai dia meninggal, maka dosa syirik tidak akan diampuni oleh Alloh.
Alloh berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar. [QS. An-Nisa' 48]
*2. Kezholiman Yang Diampuni Oleh Alloh.*
Yaitu perbuatan maksiyat yang dilakukan oleh seorang hamba pada hak-hak Alloh dan tidak berkaitan dengan hak-hak anak adam.
Seperti meninggalkan sholat, tidak puasa, tidak menutup aurat dst.
Pelaku maksiyat seperti ini jika bertaubat pada Alloh dengan benar dan melakukan amal kebaikan, maka dosa dosanya akan diampuni.
Alloh berfirman,
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzhalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. [QS. Ali Imran 135]
*3. Kezholiman Yang Tidak Dibiarkan Oleh Alloh.*
Yaitu kezholiman yang dilakukan oleh seorang hamba terhadap anak adam.
Jika Alloh tidak mengampuni dan orang yang dizholimi tidak memaafkan, maka akan diadili di hari kiamat sesuai dengan kadar kezholimannya.
Suatu ketika Rasululloh shollallohu 'alaihi wasallam bertanya pada para sahabat,
أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟. قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ؛ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang”.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat.
Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara masih ada kedzalimannya yang belum tertebus, diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim)
Oleh karena itu hendaknya kita selalu berhati dalam sikap, perbuatan maupun ucapan kita. Jangan sampai ada orang orang yang kemudian terzholimi.
Ulama mengingatkan,
"Jangan sampai kita yang lelah lelah beribadah, tapi pahalanya kita transfer pada orang orang yang kita zholimi".
*Doa Pilihan*
*رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ*
“Ya Tuhan kami, kami telah menzholimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” [Surat Al-A'raf 23]
Catatan:
Materi Sanlat 24 April 2021
No comments:
Post a Comment