Monday, May 10, 2021

Marah

 *MARAH*


Marah artinya gejolak darah yang ada dalam hati karena ingin balas dendam. Marah yang dilakukan bukan karena Allah termasuk perbuatan setan, maka dari itu kepada orang yang marah hendaklah dia berlindung kepada Allah dari setan, karena perlindungan itu menjadi sebab hilangnya kemarahan.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

من كظم غيظا وهو يستطيع ان ينفّذه, دعاه الله يوم القيامة علي رؤوس الخلاءق حتّي يخيّره في ايّ الحور شاء (صحيخ الترمذي )

Artinya: _“ Barang siapa yang mampu menahan amarahnya, padahal ia bisa melampiaskan amarahnya, maka Allah akan memanggilnya dihadapan para makhluk, lalu ia dipersilahkan untuk memilih bidadari yang ia kehendaki._ *(Shahih Turmudzy).* 


Hadis tersebut memberikan faidah agung tentang balasan orang yang mampu mengendalikan amarahnya, padahal ia mampu melampiaskannya. *Balasan pertama* yaitu: akan dipanggil dihadapan seluruh makhluk langit dan bumi, dipuji-puji dan diagungkan. Karena orang tersebut memiliki keistimewaan, berupa kekayaan bathin yang sangat mahal harganya. *Kedua;* orang tersebut akan mendapat balasan surga dengan segala kenikmatannya. Lebih dari hal itu, dia dipersilahkan untuk memilih bidadari surga yang ia sukai. Bidadari surga adalah gadis-gadis yang cantik jelita, elok rupanya, matanya jeli, sangat santun dan bersih mulus kulitnya. Al-qur’an menggambarkan seperti telur putih yang tersimpan; halus dan mulus. Nabi Saw menceritakan, seandainya satu Bidadari surga turun kedunia maka bau harumnya cukup memenuhi dunia seisinya, dan cahaya tangannya cukup menerangi bumi seisinya.


Hakikat puasa adalah membentuk pribadi Muslim yang kuat bathinnya, jiwanya tenang tidak mudah terkena gangguan nafsu yang buruk. Salah satu diantaranya adalah nafsu amarah. Seseorang yang sedang marah, hatinya berada dalam genggaman syetan, yang memasuki tubuhnya melalui aliran darah. Sehingga merah mukanya, dan meradang hatinya, serta meneganglah urat-uratnya. 


Puasa mendidik kita menjadi hamba yang bertaqwa, taqwa pusatnya berada di dalam hati. Yaitu hati yang bersih dari noda penyakit, termasuk penyakit mudah marah apalagi hanya sekedar menghadapi permasalahan sepele. Allah tabaroka wa ta’ala mensifati orang yang bertaqwa dengan ciri : الكاظمين الغيظ Artinya: _“yaitu orang-orang yang mampu menahan amarahnya”_ *(QS Ali Imran: 32)*


Pendidikan puasa Ramadhan melatih jiwa kita agar selalu tenang _(nafsu al Muthmainnah),_ tidak gegabah, mudah marah, emosional, terburu-buru dalam bersikap dan mengambil keputusan. Pantaslah jika Nabi Saw melarang seseorang mengambil keputusan dalam kondisi marah, karena hal itu berpotensi mengarah kepada keburukan dan penyesalan. Pada saat kita sedang berpuasa, apabila berhadapan dengan seseorang yang mengajak pertengkaran dan perselisihan maka solusi yang diajarkan Nabi Saw adalah cukup menjawab: _“saya sedang berpuasa”,_ jawaban singkat yg sangat diplomatis untuk memutus potensi amarah dalam jiwa. 


Bagaimana terapy Ketika muncul penyakit marah ini??? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan *tips sederha;* sebagai berikut : 

1. Segera bacalah _ta’awwudz,_ memohon perlindungan kepada Allah dari tipu daya syetan.

2. Berwudhu dengan sempurna, 

3. Mengambil posisi duduk, jika amarah belum mereda maka berbaring.

Sabda Rasulullah Saw:  _Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam berkelahi, tetapi orang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika sedang marah.”_ *(Muttafaqun ‘Alaih)*


_Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa seorang lelaki berakata kepada Nabi Saw, berilah aku wasiat.’ Beliau bersabda: لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ “Jangan marah. ‘Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi Saw (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.”_ *(HR.Bukhari)*


*Penuturan Para Salaf:*

1. Ketika Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkhutbah, beliau berkata: _“Beruntunglah diantara kalian orang yang terjaga dari ketamakan, hawa nafsu dan amarah."_

2. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: _“Lihatlah kemurahan hati seseorang ketika dia marah dan amanahnya ketika dia tamak. Kamu tidak akan mengetahui kemurahan hatinya jika dia belum marah dan kamu tidak mengetahui amanahnya jika dia belum tamak.”_

3. Luqman Al-Hakim berkata kepada anaknya: _“Wahai anakku, ada 3 perkara yang kamu tidak mengetahui kecuali dari tiga hal: kemurahan hati tidak diketahui ketika marah, keberanian tidak diketahui kecuali pada waktu perang, dan persaudaraan tidak diketahui kecuali ketika membutuhkan.”_

Catatan

Materi Sanlat 2 Mei 2021

No comments:

Post a Comment