Bangku itu Kini
Saat kutiba di muka pintu. Kulihat kau di bangku. Tak jauh dari pintu.
Kau sudah sibuk di depan monitor. Mengerjakan tugasmu. Seulas senyum terlihat saat kumenyalamimu.
Bangku itu kini tak berpenghuni. Sosok yang harusnya menggantikanmu ternyata tak menyukainya.
Entahlah!
Aku merasa kehilangan. Sosok yang mengayomi dan penuh pengertian sepertimu.
"Aku oleng gara-gara dia," ucapmu saat kutanyakan apa kau memang benar-benar tak bisa di sini lagi, meski di bangku lain.
Tahukah kau, aku pun oleng.
Namun seperti pesanmu, kan kulanjutkan apa yang kau perjuangkan selama ini, sahabat.
No comments:
Post a Comment