Sore ini saya membaca sebuah tulisan tentang karir yang wajarnya tidak boleh multitasking. Saya sih setuju. Bekerja itu harus profesional. Profesional bisa didapatkan dengan fokus pada satu bidang yang sudah menjadi pilihan. Itu untuk dunia kerja. Akan tetapi di dunia rumah tangga multitasking jelas ada dan menjadi kelaziman. Ini dialami hampir semua perempuan yang sudah berkeluarga dan memiliki buah hati.
Perempuan yang sudah berumah tangga dan memiliki buah hati pasti disibukkan dengan berbagai aktivitas, dari pagi sampai malam. Dari kesemuanya kadang kurang dipahami oleh pasangannya maupun lingkungannya. Apabila pasangan dan lingkungan kurang paham akan kesibukan seorang ibu, maka bisa menyebabkan terforsirnya tenaga dan pikiran si ibu. Tentunya hal tersebut bisa merugikan si buah hati.
Oleh karenanya, yuk kita lihat lagi aktivitas seorang ibu yang multitasking. Dalam satu waktu, seorang ibu memiliki pekerjaan yg harus diselesaikan waktu itu juga. Bisa dibayangkan betapa stressnya si ibu. Mulai dari menyusui bayi, memandikan bayi, memasak, mencuci dan menjemur serta melipat dan menyetrika baju, antar jemput anak, menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya. Belum lagi kalau si ibu jadi wanita karir, pastinya kerepotan makin bertambah. Di otak ibu sudah terjadwal dengan rapi segala aktivitas tadi. Bila tak berjalan sebagaimana mestinya, pasangannya harus maklum. Nah, kalau si suami boleh membantu isterinya untuk menyelesaikan tugas di rumah. Biar rumah tidak ramai dengan celotehan isteri dan rumah bisa lebih rapi.
Sejak dari awal niat menikah kan untuk saling berbagi dan saling mengisi serta beribadah. Yuk kita ciptakan keluarga samawa bersama pasangan masing-masing.
Oleh karenanya, yuk kita lihat lagi aktivitas seorang ibu yang multitasking. Dalam satu waktu, seorang ibu memiliki pekerjaan yg harus diselesaikan waktu itu juga. Bisa dibayangkan betapa stressnya si ibu. Mulai dari menyusui bayi, memandikan bayi, memasak, mencuci dan menjemur serta melipat dan menyetrika baju, antar jemput anak, menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya. Belum lagi kalau si ibu jadi wanita karir, pastinya kerepotan makin bertambah. Di otak ibu sudah terjadwal dengan rapi segala aktivitas tadi. Bila tak berjalan sebagaimana mestinya, pasangannya harus maklum. Nah, kalau si suami boleh membantu isterinya untuk menyelesaikan tugas di rumah. Biar rumah tidak ramai dengan celotehan isteri dan rumah bisa lebih rapi.
Sejak dari awal niat menikah kan untuk saling berbagi dan saling mengisi serta beribadah. Yuk kita ciptakan keluarga samawa bersama pasangan masing-masing.
Tulisan saya posting juga di Sini
No comments:
Post a Comment