Sebagai makhluk sosial, maka manusia selalu membutuhkan orang lain dalam kesehariannya. Berbagai urusan melibatkan orang di sekelilingnya.
Karena terlibat dengan orang lain, pastinya terjalin komunikasi. Komunikasi dua arah. Komunikasi pada awalnya terjalin secara tatap muka. Satu sama lain bertemu dan berbincang. Kemudian berkembanglah komunikasi lewat surat dan telepon.
Perkembangan teknologi komunikasi lebih berkembang hingga komunikasi berlangsung seperti saat ini. Berbincang dan komunikasi tertulis sudah bisa melalui jaringan internet. SMS yang tadinya merajai dunia komunikasi tergeser oleh BBM dan WA. Bicara dengan orang lain pun tak hanya lewat telepon tapi berkembanglah video call.
Sayangnya manusia sering kurang bijak dalam memanfaatkan alat komunikasi dan bermedia sosial. Media social digunakan dengan cara yang tidak bijak. Media sosial yang pada awalnya untuk menghubungkan dan mempererat silaturahmi malah membuat runyam sebuah hubungan. Pertengkaran, perundungan, perselingkuhan, perceraian terjadi karena media sosial. Miris sebenarnya.
Media Social merupakan kebutuhan pokok dalam berkomunikasi
Saat ini berkomunikasi melalui media sosial menjadi kebutuhan pokok. Jika tak terpenuhi make akan terasa kurang. Bahkan urusan kantor baik milik pemerintah maupun swasta membutuhkan media sosial untuk mengkomunikasikan berbagai kebijakan dan kegiatannya.
Kecepatan dan ketepatan sasaran menjadi salah satu alasannya. Di era revolusi industri 4.0 ini menuntut segalanya Cepat. Jadi mau tak mau media sosial menjadi salah satu yang harus terpenuhi.
Media Social bahkan bisa dimanfaatkan
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna, dibekali akal dan pikiran, malah mengedepankan nafsu. Hati gelap oleh sesuatu yang dianggapnya baik.
Menjaga hati dan pikiran memang tidaklah mudah namun bukan berarti tidak mungkin. Berpegang pada komitmen bahwa komunikasi adalah untuk menyambung tali silaturahmi. Bukan penghancur silaturahmi.
Perlu ingat juga ada banyak hati yang harus dijaga. Jangan sakiti hati mereka karena kita pun tak mau disakiti juga.
Dalam hal perpolitikan pun kadang juga menyebabkan pemanfaatan media sosial bukan untuk menjaga silaturahmi. Banyak ujaran kebencian, berita bohong yang muncul dan memperkeruh situasi sehingga menjadi Panas suasana.
Kata-kata tak pantas pun kerap muncul ---baik di dunia nyata maupun dunia maya--- ketika pandangan politik berbeda. Kata kasar, ungkapan binatang untuk sebutan manusia sungguh memprihatinkan. Kata-kata yang tak layak keluar dari mulut manusia namun meluncur begitu saja tanpa memikirkan hal itu menyakiti orang lain atau tidak.
Perbedaan memang lumrah karena Allah menciptakan manusia itu tak ada yang sama. Perbedaan itu diciptakan agar manusia bijak dalam menggunakan akal pikirannya.
Akal pikiran dan hati harus bisa mengendalikan tangan dan mulut agar bijak menggunakan media social, baik selama bulan puasa maupun bulan lainnya. Menebar kebaikan tak hanya bisa dilakukan selama bulan Ramadan.
Yuk bijak menggunakan media sosial kita agar hidup damai terasa.
Salam hangat dan salam damai untuk semua.
No comments:
Post a Comment