Bersedekah atau berbagi kepada sesama manusia sangat dianjurkan dalam ajaran agama. Dari sedekah ini ada banyak hal yang bisa diambil hikmahnya. Orang akan lebih saling menyayangi dan menghormati satu sama lain akibat praktik sedekah.
Bersedekah bisa dibiasakan sejak dini. Peran orangtua sangat besar bagi terbentuknya kebiasaan sedekah atau berbagi ini. Berbagi makanan kepada saudara, tetangga perlu dilatih dan itu bisa dicontoh dari perilaku manusia. Pada dasarnya anak itu selalu mencontoh orang dewasa di sekelilingnya. Meminjami alat tulis, atau peralatan lain pun termasuk sedekah.
Fenomena di perkotaan, di mana sering terlihat para pengemis. Dalam kondisi tersebut maka tak ada salahnya anak diajak untuk peka terhadap penderitaan atau kesulitan orang lain. Anak bisa diajak bersedekah sesuai dengan kemampuannya. Caranya dengan menyisihkan uang jajan dan sebagainya.
Namun sebenarnya ada praktik sedekah yang bisa jadi malah sering diremehkan oleh manusia. Sekalipun mereka hidup di Indonesia dimana orang Indonesia dikenal sebagai orang yang ramah kepada orang lain. Ya.. Tersenyum, menyapa orang lain ketika bertemu di jalan sering ditepikan. Apalagi di perkotaan. Satu sama lain sering cuek jika bertemu satu sama lain.
Meski merupakan sedekah yang paling mudah dan murah, jika hidup di lingkungan perkotaan maka akan jarang ditemukan. Saling bertemu di jalan pun tak ada senyum dan sapa satu sama lain.
Kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Sebagai orang Indonesia sepertinya telah kehilangan jati diri manusia yang ramah. Padahal jika kita belajar agama kita akan mendapatkan pengetahuan bahwa senyum adalah sedekah.
Akan berbeda jika hidup di pedesaan atau kampung. Jangan tanya dampaknya jika Anda tak menyapa dan tersenyum kepada orang yang berada di jalan atau tengah di beranda rumah. Pastinya akan dinilai tidak etis. Jiwa sosial di kampung lebih kental. Jadi paling tidak bunyikan klakson, kemudian tersenyum atau sekadar menganggukkan kepala. Anda akan disenangi orang sekitar kampung itu.
“Senyummu di depan saudaramu, adalah sedekah bagimu” (Sahih, H.R. Tirmidzi no 1956).
Senyum adalah bentuk dari sedekah yang paling mudah dan murah. Meski demikian tersenyum ketika berjumpa dengan orang lain perlu dibiasakan. Tersenyum termasuk salah satu kebaikan yang harus dilestarikan. Banyak kebaikan yang tercipta dari senyuman.
Lebih detail Rasulullah Muhammad saw mengingatkan lewat sabdanya, “Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri”. (H.R. Muslim no 2626).
Tak bermuram durja, perbanyak senyuman ketika bertemu dengan orang lain memiliki banyak kebaikan. Bahkan jika kita tak mampu bersedekah harta benda, paling tidak kita bersedekah senyuman.
Senyuman akan menunjukkan rasa kasih sayang. Tentunya hal tersebut menyenangkan hati orang lain. Jika kita bisa menyenangkan orang lain maka pahala akan terus mengalir kepada kita. Disamping itu orang akan mendapatkan energi positif dari senyuman itu.
“Kamu tidak akan mampu berbuat baik kepada semua manusia dengan hartamu, maka hendaknya kebaikanmu sampai kepada mereka dengan keceriaan (pada) wajahmu.” (H.R. al-Hakim (1/212)
Yuk tebar kebaikan dan senyuman untuk sesama agar menjadi damai, tenteram.
No comments:
Post a Comment