Sunday, May 01, 2022

Empat Indikator Taqwa

 *Empat Indikator Taqwa*


Di antara sifat-sifat orang yang bertaqwa disebutkan Allah Subhanahu Wata’ala terdapat dalam Al Quran Surat Adz-Dzariyat  (51) : 15-19.

إنَ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ. ءَاخِذِينَ مَآءَاتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذلِكَ مُحْسِنِينَ. كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ الَليْلِ مَايَهْجَعُونَ. وَبِاْلأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ. وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقُّ لِّلسَّآئِلِ وَالْمَحْرُومِ

_“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air. Sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sungguh, sebelum itu, mereka ketika di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah Subhanahu Wata’ala) Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang menjaga dirinya dari meminta-minta.”_


*Pertama: Kecerdasan Sosial*

_“Sungguh, sebelum itu, mereka ketika di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik.”_

Kebaikan seseorang tidak semata-mata diukur dari hablun minallah, rajinnya ibadah ritual, tetapi harus diimbangi dengan _hablun minannas_. Orang yang baik adalah yang sholih ritual dan sholih sosial. _Sholihun linafsihi wa sholihun lighoirih._ 


Manusia yang terbaik adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain (al Hadits); Manusia yang paling baik adalah manusia yang bergaul (lebur) dengan manusia lain dengan tawadhu’ dan sabar atas gangguan mereka :

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا

_"Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu, (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati; dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan."_ (QS.Al Furqan:63)


*Ada dua kunci untuk sukses bergaul (bermuamalah dan bermu’asyarah) yaitu :* *_Salamatush Shadr_* (dada selamat/steril dari penyakit serakah, sombong dan dengki); dan *_Al-Itsar_* (mengutamakan/mendahulukan orang lain dalam urusan dunia). 


*Kedua: Kecerdasan Ruhaniah*

_“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.”_

Ia giat dan _mudawamah_ (terus-menerus)  dan istiqomah (konsisten) melaksanakan qiyamullail atau shalat malam. _"Dan pada sebagian malam hari, shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."_ – (QS.17: Al Isra’ : 79)


Dengan shalat lail kita bermuhasabah dan menyadari bahwa betapa banyak persoalan kehidupan ini yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan menonjolkan ikhtiar lahiriyah dan kecerdasan intelektual. Kita menyadari keterbatasan kapasitas diri kita.  Dan kita merendah di hadapan Allah SWT yang Maha Kuat dan Maha Perkasa. Dan Maha Memiliki segala yang diperlukan hamba-Nya.


*Ketiga: Kecerdasan Emosional*

Mereka beristighfar di waktu sahur.

Ia selalu muhasabah dengan memohon ampun (beristighfar) kepada Allah Subhanahu Wata’ala di waktu sahur (di penghujung malam).  Orang yang cerdas adalah orang yang selalu intropeksi diri dan beramal untuk kehidupan sesudah mati. 


Dengan banyak muhasabah, hisab di akhirat lebih ringan. Karena ia se-lalu minta ditutupi, dihapus kelemahannya oleh Allah SWT. Orang yang memiliki kecerdasan emosional hatinya mudah empati melihat penderitaan orang lain, dan mudah menerima kebenaran orang lain. 


*Keempat: Kecerdasan Finansial*

_“Dan dalam hartanya ada hak bagi peminta-minta, dan orang miskin yang menahan diri dari meminta”._


Ia senang berbagi dan memberi orang-orang yang membutuhkannya. 


Maksudnya, ia gemar bersedekah dan memberikan sebagian rizki yang diberikan Allah SWT kepadanya untuk orang lain yang membutuhkan. Ia yakin dengan memberi sesungguhnya akan memperoleh; Allah SWT  akan menggantinya dan melipatgandakannya.

No comments:

Post a Comment