Saturday, September 03, 2022

Membuat Strategi Penerapan Merdeka Belajar

 Membuat Strategi Penerapan Merdeka Belajar


Para siswa sudah tentu senang dalam belajar di sekolah. Apalagi jika guru sangat kreatif dalam membuat strategi pembelajaran. Anak-anak tidak akan bosan belajar. Mereka akan belajar, tanpa merasa digurui.


Sebagai siswa pastinya tidak mau jika hanya dianggap sebagai objek pembelajaran. Mereka ingin dianggap sebagai subjek. Sehingga segala sesuatu dalam pembelajaran merekalah pusat pembelajaran. Tak lagi guru yang sibuk menjelaskan materi pelajaran dengan metode ceramah.


Selama tujuh belas tahun mengajar, ada banyak strategi pembelajaran yang saya gunakan untuk menarik minat siswa. Misalnya saja, saat mengajar kelas V pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat materi tentang jenis batuan.


Meski tinggal di pedesaan tak semua siswa mengamati jenis-jenis batuan. Karenanya saya mengajak siswa untuk keluar kelas. Mereka saya beri tugas untuk mengumpulkan bebatuan di sekitar sekolah.


Bebatuan itu dikumpulkan perkelompok. Kelompok sudah dibagi sebelumnya. Kemudian siswa menentukan bebatuan itu termasuk batuan beku, sedimen atau metamorf.


Para siswa mendiskusikan bebatuan yang ditemukan di dalam kelas. Kemudian menuliskan hasil diskusi pada lembar pengamatan siswa. 


Setelah selesai, para siswa mempresentasikan hasil pengamatan di depan kelas secara bergantian. Tanya jawab dilakukan sekiranya mereka ternyata menemukan bebatuan dengan jenis yang sama tetapi dari hasil pengamatan ditemukan perbedaan jenis batuan.


Barulah setelah siswa mempresentasikan hasil pengamatan, bersama guru para siswa mengambil kesimpulan bahwa jenis batuan itu ada tiga macam dan memiliki ciri-ciri tersendiri.


Strategi lainnya saya mengajak siswa outing class saat mengajar di kelas IV. Kebetulan materinya tentang pelestarian peninggalan sejarah. 


Nah, karena siswa jarang ke tempat wisata bersejarah maka saya ajak mereka ke salah satu situs bersejarah di satu desa, hanya berbeda dusun yaitu Situs Gondang. Para siswa saya ajak ke Situs Gondang dengan bersepeda. Kegiatan dilaksanakan pada sore hari.


Saya mengajak siswa untuk mengenal lingkungannya. Siswa pada akhirnya tahu bahwa di sekitar tempat tinggalnya terdapat peninggalan sejarah yang harus dijaga dan dilestarikan.


Saya ingin mereka tahu bahwa peninggalan sejarah sangat berharga, tidak bisa dinilai dengan uang. Jadi, kelak ketika mereka dewasa tidak merugikan negara dengan menjual peninggalan-peninggalan sejarah.


Dalam pembelajaran Matematika, saat materinya tentang luas bangun datar, saya ajak para siswa menjejer bukunya untuk mengukur luas permukaan meja. 


Selain itu saat materi Sifat-sifat Cahaya, para siswa saya ajak langsung untuk membuktikan.


Peralatan tentu disesuaikan dengan panduan. Jikapun tidak bisa dengan bantuan laptop atau HP yang dinyalakan. Hasil pengamatan ditulis pada lembar pengamatan.


Kemudian, setelah selesai mengamati, para siswa mempresentasikan hasil pengamatan di kelas. Lalu ditarik kesimpulan bahwa cahaya memiliki sifat-sifat misalnya dapat merambat lurus, dan sebagainya.


Refleksi proses: strategi pembelajaran sangat menentukan seberapa siswa mau belajar dengan semangat dan senang. Karenanya guru —terutama saya— harus lebih kreatif untuk melaksanakan pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka Belajar.



No comments:

Post a Comment