Saturday, September 03, 2022

Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan

 Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagian


Keselamatan dan kebahagiaan anak menjadi impian setiap orangtua. Hal ini bisa diraih dengan pendidikan baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.


Pendidikan di keluarga jelas menjadi tanggung jawab seluruh anggota keluarga di rumah. Jika menemukan kesulitan maka bisa meminta pihak lain untuk membantu. Setidaknya meminta bantuan sekolah —jika anak sudah bersekolah — dan masyarakat —ketika bersosialisasi di lingkungan masyarakat—.


Untuk mewujudkan anak yang selamat dan bahagia, di sekolah ada banyak hal yang bisa ditempuh. Guru harus banyak belajar untuk menciptakan pembelajaran yang menyelamatkan dan membahagiakan siswa, dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang.


Dalam rangka memahami cara menyelamatkan dan membahagiakan siswa, maka ada beberapa pertanyaan yang bisa menjadi bahan refleksi guru.


Pertama, jika kembali ke semester yang lalu, materi dan pemahaman bermakna apa yang ingin disampaikan guru kepada murid-murid? 


Saya mengajar di kelas IV di mana ada materi tentang Sejarah yang terbalut pada materi muatan pelajaran Bahasa Indonesia. 


Penanaman tentang pahlawan dan nilai-nilai sejarah dari pahlawan belum siswa pahami dengan baik. Padahal jika siswa memahami fungsi materi sejarah dalam muatan Bahasa Indonesia maka siswa bisa lebih mencintai negara dan bangsanya. 


Selain itu, kelak di kemudian hari para siswa tergerak untuk melindungi peninggalan sejarah sebagai kekayaan dan menanamkan cinta dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.


Jangan sampai rasa nasionalisme tergerus oleh perkembangan zaman. Keutuhan NKRI harus terus dijaga karena pada dasarnya generasi masa kini dan masa depan adalah pengisi kemerdekaan. Tugas berjuang secara fisik dan diplomasi sudah dilakukan oleh para pahlawan bangsa. 

Harapan saya materi sejarah bangsa dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia bisa berkesan di hati para siswa. Agar cinta tanah air selalu terpatri di dada mereka.

Pertanyaan kedua, siapa saja yang sudah guru libatkan dalam pembelajaran saat ini? 

Dalam pembelajaran, banyak hal yang bisa mendukung keberhasilan siswa. Dahulu ada istilah Tri Pusat Pendidikan. Dalam istilah Ki Hajar Dewantara meliputi kerjasama antara guru/sekolah, orangtua dan masyarakat.


Sejak awal mengajar pada tahun 2005, saya pribadi selalu berusaha menjalin kerjasama dengan orangtua siswa/wali siswa serta masyarakat. Saya sadar bahwa keberhasilan siswa dalam belajar tak melulu menjadi tanggung jawab guru atau sekolah.


Bahkan jika dirunut, pendidikan di lingkungan keluarga menjadi madrasah pertama bagi anak. Jadi, orang tua harus tetap memperhatikan dan bekerjasama dengan guru agar pembelajaran yang diterima sang anak bisa tercapai.


Begitu pula kerjasama dengan lingkungan masyarakat. Dengan bekerja sama dengan masyarakat maka keterampilan bersosial, berempati para siswa akan lebih terarah. Kita ingat bahwa kepandaian intelektual bukan segalanya. Karenanya harus ada kerjasama yang baik antara orangtua siswa, guru/sekolah dan masyarakat.


Dalam praktik di lapangan, saya mengamati bahwa jika orangtua membimbing anak-anaknya, hasil belajar baik kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik akan lebih matang. Namun jika orangtua hanya pasrah keberhasilan pendidikan di sekolah maka akan terasa sulit karena siswa lebih banyak berinteraksi dengan keluarga. 


Saya berharap ke depannya, orangtua dan masyarakat bisa bersinergi dengan guru/sekolah untuk keberhasilan para siswa (generasi penerus bangsa).


Branjang, 29 Agustus 2022


No comments:

Post a Comment