Apa pengalaman Ibu/Bapak yang paling berkesan ketika berinteraksi dengan budaya/bahasa yang berbeda? Bagaimana Ibu/Bapak menanggapi hal tersebut?
Ketika kuliah tahun 2000an untuk pertama kalinya berkomunikasi dengan sahabat dari daerah lain seperti Sunda, Ambon, Sumatera. Bahagia tentunya. Kami saling bercerita tentang budaya, adat istiadat dan sebagainya.
Meski berbeda dalam bahasa, bahasa persatuan tetap sebagai alat komunikasi yang paling utama.
Selepas lulus kuliah, belum lama ini saya dengan sahabat saya dari Sunda saling berkomunikasi tentang kosakata yang hampir sama antara kosakata dari bahasa Jawa dan Bahasa Sunda.
Kemudian, saya bergabung dengan penulis-penulis dari berbagai penjuru tanah air. Kami dipertemukan melalui blog bersama, Kompasiana.
Saat chatting dengan menggunakan bahasa Jawa. Salah satu sahabat dari Bengkulu, kebetulan istrinya (almarhumah) dari Magelang, sering buka Mbah Google untuk translate chat berbahasa Jawa dari saya atau penulis lainnya.
Tetapi kalau bahasa Jawa Krama biasanya jarang kami gunakan. Karena belum tentu bisa dicari di Google.
Pada akhirnya saya pribadi menyadari bahwa komunikasi bisa membuat grup nyaman, apalagi jika dengan menggunakan bahasa Indonesia. Itu yang saya pegang teguh sampai sekarang.
No comments:
Post a Comment