Tuesday, November 10, 2020

Persahabatan di Dunia Rusa -5

Ilustrasi: agussas.wordpress.co

Rumah Rusa Tutul

Rusa Tutul segera pergi dari gua, tempatnya tidur semalam. Dia merasa tubuhnya nyaman karena semalam bisa tidur nyenyak dan hangat.


"Aku pulang sekarang. Semoga nanti nggak hujan angin lagi. Aku nggak betah kalau harus bersama Pudu dan teman-teman tidur di gua lagi…"


Rusa Tutul berjalan pelan menuju rumahnya sambil melihat keadaan hutan yang agak berantakan karena hujan angin kemarin sore dan tadi malam.


"Pasti nyaman sekali kalau tidur di rumah indahku. Aku akan menyingkirkan batu di dekat pohon sekitar rumah. Jadi, aku bisa tidur di rumah deh nanti…"


Rusa Tutul bersiul riang. Dia menganggap kalau rumahnya selamat dari bencana.


***

"Ya Allah. Apa yang terjadi dengan rumahku?" Teriak Rusa Tutul. Air matanya tak bisa ditahan lagi. Ya...Rusa Tutul akhirnya menangis.


Rusa Tutul sedih karena rumahnya tertimpa batu besar yang kemarin tertahan oleh pohon. Pohon yang menahan batu juga menimpa rumahnya.


"Huhuuuuu… bagaimana ini bisa terjadi? Harusnya kemarin batu itu kusingkirkan dulu sebelum pergi… huhuuuuu…"


**

"Sabar ya, Tutul. Kamu tidur dengan kami lagi di gua ya…" hibur Pudu.


"Aku nggak mau! Aku mau di rumah. Huhuuuuu…"


"Iya. Kamu tidur di rumahmu kalau sudah aman dan sudah diperbaiki ya!"


Rusa Tutul memandangi Pudu.


"Tenanglah. Kamu bisa tidur di tempatmu semalam. Aku tidur dekat Rusa Merah lagi saja…"


"Tapi nanti kamu nggak nyenyak lagi tidurnya. Aku bisa dimarahi Elk dan Rusa Merah…"


Pudu tersenyum.


"Nggak, Tutul. Nanti aku bicara dengan mereka…"


***

Mulut gua sudah terlihat di mata Pudu dan Rusa Tutul. Rusa Tutul ragu untuk melangkah lagi.


"Ayuk, Tutul. Aku pasti bicara dengan Elk dan Merah…"


Rusa Tutul belum juga melangkahkan kakinya.


"Emmmm… Pudu, sebaiknya kamu yang tidur di dekat sisa bara api ya. Aku di pojokan saja…"


"Kok begitu?"


"Iya. Yang penting aku bisa tidur saja. Kasihan kamu kalau nggak tidur nyenyak lagi…"


Rusa Tutul dan Pudu berpandangan.


"Sudahlah. Itu gampang! Yang penting kita masuk gua dulu ya! Tuh... langitnya sudah gelap. Sebentar lagi pasti hujan…"

***

Bersambung


No comments:

Post a Comment