Rusa Air dari Cina, sumber gambar: zoochat.com
Perselisihan Rusa Air dan Rusa Tutul
Rusa Air atau sering disapa Sair terlihat cemberut. Tak seperti biasanya. Kesehariannya Sair sangat riang dan ramah meski dia memiliki taring tajam. Sair memang unik. Mungkin merupakan jenis rusa satu-satunya yang bertaring.
Karena bertaring, teman-teman Sair selalu berhati-hati dalam berbicara atau bersikap pada Sair.
"Selama kalian baik, aku tidak akan marah atau menggigit kalian, teman." Sair menjelaskan tentang kebiasaannya.
"Tapi kalau aku kesal, aku bisa saja menggigit kalian…"
"Iya, Sair. Kami akan tetap berteman denganmu," ucap Rusa Sika. Rusa Sika memiliki ciri khas pada kaki dan kepalanya. Kaki kecil dan kepala Rusa Sika yang sangat kecil.
"Terimakasih!" Sair tertawa sambil berteriak riang.
***
"Sair, kamu kenapa?" Tanya Elk.
"Aku sebal sama Tutul!"
Elk menatap Sair. Elk maklum pada Sair karena Rusa Tutul memang belum sepenuhnya berubah. Kadang masih saja sombong atau mengejek teman-temannya meski Rusa Tutul sudah lebih baik dari sebelumnya.
"Kamu sabar ya, Sair. Aku nanti akan ingatkan Tutul."
"Benar ya, Elk. Aku nggak mau kalau aku diejek karena punya gigi yang beda dengan kalian…"
"Kamu tenang saja, Sair. Kami tetap menyayangi kamu kok. Kan kamu juga baik hati…" hibur Rusa Merah.
***
Matahari sudah berada di atas kepala. Meski panas tetapi rusa-rusa bermain di taman hutan. Mumpung belum mendung atau turun hujan.
Kalau mendung atau hujan, pasti mereka mengamankan diri di gua. Selain menghindari hujan angin, mereka juga menghindari petir yang mengerikan.
Di sudut taman hutan, Rusa Tutul menjerit kesakitan. Dia juga menangis. Lehernya mengeluarkan darah meski tak banyak.
Di depannya berdiri Sair dengan nafas terengah-engah. Dia terlihat marah kepada Rusa Tutul.
Sementara rusa-rusa lainnya menuju tempat Rusa Tutul dan Sair berdiri.
**
"Ayo, sekarang kalian bersalaman!" Seru Elk.
Dengan ragu Rusa Tutul dan Sair bersalaman.
"Kalian ingat-ingat, kalian tidak boleh bertengkar lagi seperti tadi. Paham kalian?"
Rusa Tutul dan Sair mengangguk.
"Iya, Elk. Aku janji, nggak akan mengejek Sair lagi…"
"Bagus! Kalau kamu ulangi lagi, kamu akan mendapat hukuman. Membersihkan tempat tinggal darurat kita!"
"I--iya, Elk…"
Sair yang tadi terlihat kesal, sekarang sudah mulai tenang.
"Aku juga nggak akan marah dan menggigitmu lagi, Tutul. Maafkan aku ya…"
Elk lega. Sair dan Rusa Tutul rukun.
"Semua makhluk hidup pasti ada sisi baik dan jelek. Nggak ada yang sempurna. Yang baik ya diteruskan. Tapi kalau jelek ya nggak boleh dilanjutkan. Oke ya!"
***
Bersambung
No comments:
Post a Comment